Candi Dorok


Candi Dorok

Hm, Candi Dorok terletak di Dusun Dorok, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Menuju ke Candi Dorok

  >  Dari arah Kota Kediri, arahkan kendaraan ke arah Pare. Pada perempatan lampu merah pertama di Pare dimana terdapat Monumen Garuda di tengah jalan, belok kanan dan lurus saja sejauh dua kilometer hingga ujung jalan. Pada pertigaan Tamrin yang terdapat patung Mastrip di tengah jalannya (dan
Situs Mbah Budho), belok kanan ke arah Pertigaan Tretek atau Pasar Sapi.

      >  Dari Pertigaan Tretek, belok kanan dan lurus saja mengikuti jalan besar sejauh 4 kilometer. Dalam perjalanan ini kita akan melewati Balai Desa Gadungan. Dari sini terus saja sejauh kurang lebih 1 km hingga sampai ke Pertigaan Desa Nobo. Dari Pertigaan ini belok kanan sejauh satu kilometer hingga bertemu dua buah Gereja yang berdekatan pada kanan jalan.

  >  Di samping Gereja ini akan ada jalan tanah, ikuti jalan tanah tersebut. Candi Dorok ada di kanan jalan. Jika tersesat, jangan ragu untuk menanyakan tempat Dusun Dorok berada ke masyarakat sekitar.

Penemuan Tak Sengaja

Candi Dorok merupakan sebuah candi yang baru diketemukan pada sekitar awal tahun 2000 secara tak sengaja ketika pemilik lahan, sekaligus jupel Candi Dorok (maaf pak, saya lupa mencatat nama anda ---lagi) sedang menanam pohon melinjo. Saat penggalian inilah diketemukan struktur bata dalam jumlah besar. Penggalian selanjutnyapun dilakukan oleh pihak BP3 sehingga candi terlihat seutuhnya.

Bata Bermotif Di Candi Dorok

Candi Dorok sendiri hanya tersisa kaki candinya dengan ukuran 7 x 7 meter dan berbentuk hampir persegi empat dengan salah satu sisi agak menjorok ke depan sedikit serta memiliki tinggi sekitar 2 meter. Candi Dorok terbuat dari batu bata, namun terlihat bewarna putih karena tertutup tanah yang ada di sekitarnya yang memang bewarna putih. Sedangkan pada bagian dasarnya sendiri bewarna hijau karena lumut.

Candi Dorok berpenampilan polos tanpa hiasan maupun relief. Namun, pada bagian atas candi terdapat beberapa batu bata berhiaskan ukiran dan beberapa terlihat seperti ukiran suluran tanaman. Pada salah satu bagian dinding kaki candi juga terdapat retakan.

Letusan Gunung Kelud

Candi Dorok sendiri terbenam di dalam tanah dengan kedalaman kurang lebih 3 meter. Bagian atas candi sudah tidak ada lagi. Diperkirakan, bagian atas candi sudah hancur akibat letusan Gunung Kelud dan letusan Gunung Kelud pulalah yang telah menenggelamkan Candi Dorok ini.

Candi Dorok telah diberi cungkup dan dikelilingi pagar pembatas. Jika ingin turun kebawah, kita tinggal menuruni tangga yang telah disediakan. Walau ada pagar pembatas, pada pintu masuk menuju tangga, pintunya tidak pernah dikunci dan jikalau dikunci, kita tinggal meminta izin saja ke jupel Candi Dorok yang rumahnya bersebelahan dengan bangunan candi.

Cungkup Candi Dorok

Tak ada bekas tangga masuk pada Candi Dorok juga merupakan suatu keunikan sendiri. Bentuk kaki candinya sendiri mengingatkanku akan Candi Dadi di Tulungagung yang juga tidak memiliki kaki candi. Candi Dorok sendiri secara posisi maupun bentuknya juga mengingatkanku akan Candi Brongkah di Trenggalek. Sedangkan cungkup yang menaungi Candi Dorok dan bentuk daerah sekitarnya juga mengingatkanku akan Situs Lantai Segi Enam di Trowulan.

Kurang Terawat

Saat saya datang ke Candi Dorok pada Minggu, 18 September 2011 bersama Mas Deni dan adikku, jarangnya hujan yang turun di daerah ini membuat daerah ini benar - benar berdebu. Pasir putih berterbangan dimana - mana, bahkan saat kami turun ke candinya, rasanya kami seakan menghirup dan memakan pasir putih ! 

Pak Jupel Yang Ramah Dan Dinding Penahan Yang Longsor

Selain itu, dinding penahannya mulai longsor di beberapa tempat. Kelihatannya longsornya sudah lama dan mengingat tak adanya dana, membuat bagian yang longsor ini tak bisa diperbaiki. Jarak candi dengan dinding tanah juga terlalu mepet, sangat membahayakan jika sewaktu - waktu tanahnya longsor pasti akan langsung mengubur candi. Belum lagi cungkupnya yang jebol - jebol pada beberapa bagian.

Mungkin kedatangan kami sebelum musim hujan sangat tepat, jikalau hujan tiba, mungkin saja bagian dasar Candi Brongkah akan tergenang mengingat tak adanya saluran pembuangan air di sekitar Candi ini (nasib sama juga dialami Candi Brongkah dan Candi Pudong di Jombang). Mungkin juga bagian yang tergenang inilah yang membuat lumut tumbuh subur pada bagian bawah Candi Dorok.

Candi Dan Situs Sekitarnya

Pada pamflet pariwisata Kabupaten Kediri tertuliskan berdasarkan bentuknya, Candi Dorok merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Hal ini mungkin saja mengingat letaknya yang berdekatan dengan Candi Surowono ataupun Candi Tegowangi. Namun, bisa juga Candi Dorok berasal pada masa yang jauh lebih tua mengingat letaknya juga tidak jauh dari dari tempat diketemukannya Prasasti Harinjing peninggalan Kerajaan Medang dan Prasasti Siman yang merupakan peninggalan Kerajaan Singosari.

Selain itu, apakah Candi Dorok merupakan candi tunggal ataupun sebuah komplek percandian juga masih harus diteliti mengingat letaknya yang dibawah tanah dan belum adanya penelitian pada daerah di sekitar candi. Pada tanah disekitar candi juga banyak tebaran bata kuno berukuran besar.

Candi Dorok

Banyaknya bekas dupa disini menyiratkan bahwa Candi Dorok masih digunakan sebagai tempat mengalap berkah maupun sebagai tempat pemujaan leluhur oleh orang - orang masa sekarang. Sayangnya, selain dupa,banyak bekas sampah plastik, terutama dalam bentuk botol bertebaran disana - sini di sekitar candi. Selain Candi Dorok, pada areal hutan sengon di sekitar candi terdapat Situs Bodag yang telah dikubur kembali serta Situs Watu Gajah. Dan pada Situs Watu Gajah itulah kami mengarahkan sepeda motor kami.

Referensi


Related Subtitles




Categories: , | Comments Off