Hm, Situs Semen atau Situs Jaten berada di Dusun Semen, Desa Semen, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur
Menuju ke Situs Semen atau Situs Jaten
> Dari Kota Kediri, arahkan kendaraan menuju ke Katang, tempat kantor Pemkab Kediri berada. Pada pertigaan Katang, belok kanan sejauh kurang lebih enam kilometer (belok kiri jika dari arah Simpang Lima Gumul atau Pare maupun Malang). Pada kiri jalan akan melewati SD (lupa namanya) yang bersebelahan dengan kantor desa, sekitar dua ratus meter dari SD tersebut akan ada papan penunjuk menuju ke Situs Semen. Ikuti papan petunjuk tersebut sejauh 3 km. Situs Semen ada di tengah areal persawahan.
> Tidak ada kendaraan umum yang melewati daerah ini. Bagi yang tidak membawa kendaraan sendiri bisa naik ojek dari Kota Kediri. Situs ini juga berdekatan dengan Petilasan Sri Aji Joyoboyo.
Penemuan Arca
Pada hari Rabu, 18 November 2009, masyarakat Desa Semen menjadi heboh ketika dua buah arca singa dan satu buah arca dewa diketemukan pada areal kebun jagung di desa setempat. Penemu ketiga arca tersebut adalah Pak Juki yang mendapatkan pesan dari mimpi. Setelah diketemukannya arca tersebut, masyarakat mulai ramai berbondong – bondong menuju ke Situs Semen dan pamor situs ini mulai terangkat.
Arca yang diketemukan sebenarnya merupakan dua buah arca jaladwara atau talang air yang digunakan untuk mengalirkan air dengan tinggi 102 centimeter, lebar 47 centimeter dan tebal 103 centimeter. Kedua jaladwara ini memiliki bentuk yang unik dan sejauh ini saya sendiri belum mengetahui adanya jaladwara lain dengan bentuk seperti yang ada di Situs Semen. Sedangkan arca yang kecil merupakan arca Dewa Wisnu Naik Garuda dengan tinggi 71 centimeter, lebar 45 centimeter dan ketebalan 35 centimeter yang merupakan arca langka dan konon hanya ada dua di Indonesia, dimana salah satunya berasal dari Candi Belahan (bisa juga berasal dari Pertirtaan Jolotundo, mengingat kurang jelasnya data dan sekarang sudah diamankan di Pusat Informasi Majapahit).
Bekas Gapura Bentar (Kiri Atas) Dan Sendang Kamulyan (Kanan Atas) Serta Parit Kuno (Bawah)
Dengan adanya jaladwara ini, dapat dipastikan bahwa Situs Semen merupakan sebuah partirtaan. Apalagi juga adanya bangunan gapura bentar yang sudah runtuh pada salah satu sisi sungai. Pada dinding sungai dibawah Arca Wisnu Naik Garuda ini terdapat struktur batu bata kuno yang merupakan tangga menuju ke pertirtaan. Sayang, struktur ini tidak jelas terlihat karena tertutup tanah dan rerumputan..
Ditambah lagi, beberapa bulan setelah situs ini terkuak, masyarakat sekitar menemukan sumber air yang letaknya sekitar 200 meter dari arca jaldwara dan berada di tepi sungai. Sumber air ini diberi nama Sendang Kamulyan. Konon, air dari sendang ini dapat mengobati penyakit karena mengandung mengandung magnesium klorida. Disekitar sendang ini juga terdapat parit kuno serta tatanan tembok dari batu bata.
Bata Kuno Berukuran Besar Dalam Jumlah Yang Besar Yang Berasal Dari Situs Semen Untuk Dijadikan Semen Merah
Selain jaladwara dan arca Wisnu, disitus ini juga terdapat batu bata kuno, pecahan tembikar, keramik, lumpang serta pecahan arca. Berdasar cerita masyarakat setempat, sejak dulu di tempat ini banyak sekali diketemukan arca dan bata kuno. Namun sayang, banyak arca yang sudah dijual sedangkan bata kunonya dirusak dan ditumpuk di tempat lain untuk dijadikan semen merah !
Peninggalan Kerajaan Majapahit
Karena berdekatan dengan Petilasan Sri Aji Joyoboyo, banyak pihak mengira bahwa situs ini merupakan peninggalan Kerajaan Kadiri. Dan dengan adanya arca Wisnu Naik Garuda, kemungkinan besar usia situs ini jauh lebih tua, yaitu pada masa era Raja Airlangga. Arca Wisnu Naik Garuda sendiri merupakan wujud pendewaan Airlangga.
Setelah BP3 menemukan keramik masa Dinasti Yuan di sekitar situs, BP3 memastikan bahwa Situs Semen merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa situs ini berusia jauh lebih tua dari Majapahit dan terus digunakan hingga pada masa majapahit. Hal ini lumrah terjadi dan contohnya bisa kita lihat pada Candi Gurah dan Candi Tondowongso, Candi Penataran serta Candi Brahu.
Pengrusakan Situs
Saat membaca berita di Koran, saya sangat terkejut sekali melihat Situs Semen di rusak sebanyak dua kali !! --- gimana tidak terkejut, lha wong saya aja belum sempat mengunjungi situs ini :(
Kondisi Situs Semen (Situs Jaten) Sebelum Dirusak
Di Balik Kain Hitam Di Belakang Kanan Adalah Arca Wisnu
Perusakan pertama terjadi sekitar tanggal 24 / 25 Juli 2011. Perusakan hanya sebatas membuang wadah – wadah baru yang biasa digunakan sebagai tempat dupa dan semacamnya serta merusak pagar situs yang terbuat dari bambu dan kesemuanya di buang disungai dan gubuk disekitar situs dicorat – coret dengan tulisan bahwa situs telah ditutup total. Dan pada hari Minggunya, tim dari BP3 datang ke Situs Semen guna meninjau perusakan situs ini (ga sempat ikut, tapi sempat datang saat BP3 mengekskavasi rumah kediaman Kolonel (Purn) Soerachmad serta meninjau Situs Gambyok. Habis itu malamnya menonton wayang Pak Mantep semalam suntuk dan besoknya merilis subtitle HOP ^^b )
Perusakan kedua terjadi pada tanggal 16 Agustus 2011. Jika perusakan sebelumnya hanya membuang wadah baru serta merusak pagar bambu, perusakaan kedua ini mulai merusak benda cagar budaya, dimana beberapa bata kuno ikut dirusak serta merusak papan penunjuk situs dan barang – barang milik pedagangpun ikut dibuang !
Setelah perusakan kedua ini, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kedirimulai memasang papan pengunguman yang isinya situs hanya boleh dikunjungi hingga jam enam sore serta larangan untuk menyalakan dupa.
Sebenarnya, pengrusak situs ini kemungkinan warga sekitar yang berdalih tidak menyukainya banyaknya orang yang mesum di situs ini. Namun pada kenyataannya, tak ada orang yang meseum di situs ini (jikalau ada, benar – benar pacar yang medit dan tak mau kelur duit) ! Situs ini lebih di dominasi sawah dengan bapak serta ibu tani disana – sini. Kemungkinan besar, masyarakat sekitar kurang suka dengan banyaknya orang yang nenepi dan mencari wangsit di situs ini, apalagi pengrusakan situs menjelang bulan puasa.
Hal positif yang bisa kupetik dari pengrusakan situs ini adalah Situs Semen menjadi lebih lapang dan lebih cerah tanpa adanya pagar bambu dengan penutup kain yang kesannya membuat tempat menjadi sempit dan jarak pandang terbatas (apalagi mau foto, bakalan kesulitan). Sebagai gantinya, pihak pemkab telah memasang pagar berduri mengelilingi kedua arca jaladwara dan arca Wisnu Naik Garuda.
Mengunjungi Situs Semen
Akhirnya, pada suatu hari, kesampaian juga saya mengunjungi situs ini beserta teman saya dari Malang. Mengunjungi situs ini benar – benar menyenangkan dengan pemandangan hijaunya sawah dan saat itu saya disambut sekumpulan burung biru yang cantik, padahal biasanya burung ini jarang terlihat bergerombol.
Saat mengamati hiasan yang ada pada jaladwara, Mbah Djudi, juru kunci Situs Semenpun menceletuk bahwa itu merupakan tulisan kuno. Beliau sendiri diberitahu orang dari daerah lain yang datang ke situs ini. Sebenarnya hal ini salah kaprah karena itu bukanlah tulisan, melainkan hiasan biasa. Sempat juga menjelaskan hal ini ke Mbah Djudi yang murah senyum itu (senyuman mbah Djudi ini benar – benar menentramkan hati dan menyenangkan sekali lho ! Sudah terbukti pada banyak teman saya yang mengunjungi situs ini :D ). Pernah juga saya diberitahu teman saya bahwa ada pahatan angka tahun, namun pahatan itu dirusak oleh orang yang nenepi di situs ini. Sebuah hal yang sangat disayangkan dan tak patut dicontoh.
Jaladwara Singa (Tampak Depan)
Jaladwara Singa (Tampak Belakang)
Pada kunjungan kedua saya dalam rangka acara blusukan bersama forum PASAK, kali ini kamipun bak disambut bagaikan tamu kehormatan takkala salah satu dari kami menyeletuk pernah datang bersama BP3 saat meninjau perusakan Situs Semen pada hari Minggu 24 juli 2011.
Bapak yang jualan di situs ini (maaf pak, saya lupa namanya) dan bapak – bapak lainnya yang ada di situs inipun mulai menceritakan keluh kesah serta angan – angan mereka akan masa depan Situs Semen ini. Mereka menyangkan pengrusakan situs oleh penduduk sekitar dan sepinya situs semenjak hari itu. Mereka juga berharap supaya situs ini segera dipugar supaya bisa menjadi ajang pendidikan bagi masyarkat, terutama anak – anak sekolah mengingat situs ini ramai dikunjungi banyak pelajar.
Panorama Situs Semen (Situs Jaten) Terlihat Bekas Gapura Bentar Pada Sisi Sungai Dan Jembatan Bambu Yang Menuju Ke Jaladwara
Untuk memajukan situs ini sepertinya agak sulit mengingat BP3 kekurangan biaya untuk ekskavasi maupun memugar situs – situs bersejarah di Jawa Timur, serta penolakan masyarakat akan keberadaan situs ini. Ditambah pula minimnya fasilitas di situs ini seperti kamar kecil dan musholla. Namun, keinginan para warga ini harus diacungi jempol dan mendapat apresiasi karena mereka peduli akan peninggalan sejarah nenek moyang dan menginginkan masyarkat ikut menikmatinya secara maksimal sebagai sarana rekreasi maupun pendidikan.